Kepemimpinan
Situasional
Konsep kepemimpinan ini dipopulerkan
oleh Hersey dan Blanchard dengan meyakini adanya empat perilaku dasar
kepemimpinan yang dihasilkan oleh persentuhan perilaku pemimpin dengan
kematangan (maturity) dari orang-orang yang dipimpinnya. Hersey dan
Blanchard (1977) mengembangkan konsep kepemimpinan siatuasional dari penelitian
kepemimpinan yang diselesaikan oleh Ohio
State University.
Penelitian ini menunjukkan banyak kemiripan dengan teori yang dikemukakan Blake
dan Mouton yaitu ada dua dimensi gaya
kepemimpinan yakni struktur inisiasi dan konsiderasi.
Mengenai peristilahan dua
kecenderungan ini banyak penulis memakai istilah yang berlainan. Ada yang memakai istilah
perilaku tugas, produktivitas, dan orientasi tugas untuk arti struktur
inisiasi. Sementara orientasi hubungan, kekompakkan kelompok, dan hubungan
manusiawi untuk memadankatakan konsiderasi. Tetapi pada intinya, semua itu
untuk menggambarkan orientasi pada hubungan manusia anggota kelompoknya, dan
kecenderungan orientasi pada pelaksanaan tugas kelompok. Bahkan, ahli
komunikasi R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya berjudul Komunikasi
Organisasi (1998) memakai istilah Strutur pengawalan untuk arti struktur
inisiasi, dan kata 'pertimbangan' untuk konsiderasi. Penulis dalam buku ini
sengaja mengabaikan konsistensi pemakaian peristilahan tersebut untuk memberi
peluang kesesuaian dengan konteks bahasannya saja.
Selanjutnya, Hersey dan Blanchard
memperkenalkan variabel ketiga yaitu kematangan, yang berfungsi dengan cara yang
serupa dengan dimensi keefektifan yang dikemukakan oleh peneliti pendahulunya.
Hersey dan Blanchard mengatakan bahwa 'perbedaan di antara gaya kepemimpinan yang efektif dan yang
sebaliknya seringkali bukan semata-mata karena kecenderungan perilaku pemimpinnya,
tetapi lebih merupakan kesesuaian antara perilaku ini dengan situasi yang
sedang berlangsung'
Faktor yang menentukan efektivitas
dijelaskan sebagai tingkat kematangan atau kesiapan bawahan untuk melaksanakan
tugas-tugas kelompok. Kematangan ini didefinisikan sebagai kemampuan dan
kemauan seseorang untuk bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya. Dengan
kata lain, bila bawahan memiliki kemampuan dan kemauan yang baik untuk
bertanggung jawab, serta memiliki pengalaman dalam tugas yang dihadapinya, maka
perilaku kepemimpinan khusus akan lebih efektif diberlakukan dibandingkan jika
kematangan bawahan sangat rendah.
Ada empat perilaku kepemimpinan situasional
yang dapat dikemukakan.
1. Memberitahu
(telling)
Tugas berat, hubungan lemah. Perilaku
kepemimpinan ini ditandai oleh komunikasi satu arah. Pemimpin menentukan peran
bawahan dan memberi tahu apa, di mana, kapan, dan bagaimana cara mengerjakan
sejumlah tugas.
2. Mempromosikan
(selling)
Tugas berat, hubungan kuat. Penanda
perilaku kepemimpinan ini adalah adanya komunikasi dua arah sekalipun hampir
semua pengaturan dilakukan oleh pemimpin. Pemimpin juga menyediakan dukungan
sosioemosional agar bawahan turut bertanggung jawab pada pembuatan keputusan.
3. Partisipasi
(participating)
Hubungan kuat, tugas lemah. Gaya ini ditandai oleh
pemimpin dan bawahan yang bersama-sama terlibat dalam pembuatan keputusan
melalui komunikasi dua arah. Pemimpin lebih banyak terlibat dalam pemberian
kemudahan karena bawahan memiliki kemampuan dan kemauan bertanggung jawab untuk
mengatur perilaku mereka sendiri.
4. Mewakilkan
(delegating)
Hubungan lemah, tugas juga lemah.
Perilaku ini ditandai oleh pemimpin yang membiarkan bawahannya bertanggung
jawab atas keputusan-keputusan mereka. Pemimpin mewakilkan pembuatan keputusan
kepada bawahan karena mereka memiliki tingkat kematangan yang tinggi sehingga
bersedia serta mampu bertanggung jawab untuk mengatur perilaku mereka sendiri.
Memang berlawanan dengan
Kisi-kisi Kepemimpinan atau Managerial Grid-nya Blake dan Mouton. Hersey
dan Blanchard beranggapan bahwa orientasi perilaku pemimpin dengan dimensi
tugas dan hubungan yang sama-sama lemah akan muncul dari bawahan dengan tingkat
kematangan tinggi. Dengan demikian sebenarnya orientasi perilaku kepemimpinan
delegating inilah yang paling memiliki peluang untuk berhasil secara efektif.