Minggu, 30 Agustus 2009

Memahami Pembangunan

Terlalu sering dalam keseharian kita mendengar kata pembangunan disebut orang. Pembangunan ekonomi, pembangunan jalan, pembangunan saluran irigasi untuk persawahan, pembangunan kepribadian bangsa, pembangunan politik, manusia pembangunan, dan lain sebagainya merupakan sedikit contoh yang membuktikan bahwa kata pembangunan sering disebut orang. Tetapi tentu kita sangat yakin bahwa sekalipun begitu tak banyak yang mengerti tentang definisi yang memadai untuk kata pembangunan itu. Kabut tebal seolah mengelilingi kata pembangunan. Kini, saatnya kita menyingkirkan kabut itu untuk maksud agar kata itu terbuka bagi siapapun yang ingin mengerti maknanya.

Pemakaian istilah 'pembangunan' seringkali dipertukarkan dengan istilah 'modernisasi', 'industrialisasi', dan 'pertumbuhan'. Tetapi pemtimg untuk dimengarti baha sebenarnya masing-masing istilah tersebut mengandung arti tambahan (konotasi) yang berlainan di samping memiliki penekanan yang berlainan pula. Pemakaian kurang hati-hati terhadap istilah-istilah tersebut dapat menimbulkan salah pengertian dan kesalahan analisa mengenai masalah-masalah masyarakat.

Benjamin Higgins (1968) mengemukakan bahwa istilah 'pertumbuhan' (growth) pada mulanya merupakan istilah yang utama untuk menerangkan perubahan-perubahan ekonomi sesuatu masyarakat, umpamanya kenaikan pendapatn nasional dan pertumbuhan sektor-sektornya. Kemudian dengan munculnya sejumlah negara baru seusai Perang Dunia Kedua, para ahli ekonomi makin banyak menunjukkan rasa keprihatinannya pada masalah kemiskinan yang melanda negara-negara baru tersebut. Usaha penjajakan ilmiah ke arah penanggulangan kemiskinan inilah yang kemudian menampilkan istilah baru 'pembangunan ekonomi'. Sebagaimana telah disinggung di bagian depan Bab ini bahwa pembangunan ekonomi merupakan bagian dari kajian ilmu ekonomi yang mengembangkan teori-teori terkait dengan usaha perbaikan taraf hidup masyarakat dari negara-negara berkembang, maka dengan demikian istilah pembangunan ekonomi membawa perbedaan dengan istilah pertumbuhan ekonomi.

Jika 'oertumbuhan ekonomi' memberi penekanan pada perubahan-perubahan indikator-indikator ekonomi, maka tidak demikian dengan 'pembangunan ekonomi' yang tekanannya mencakup masalah perubahan struktur masyarakat, sikap dan nilai, kemajuan teknologi, penyempurnaan sistem administrasi pemerintahan dan sebagainya untuk menunjang pertumbuhan ekonomi tersebut. Sistem pendidikan umpamanya, dilihat sebagai usaha meningkatkan ketrampilan tenaga kerja bagi kegiatan produksi. Dengan kata lain, dalam 'pembangunan ekonomi', sejumlah faktor non-ekonomi dilihat sebagai kondisi dan unsur penunjang atau penghalang pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan kata 'pembangunan' itu sendiri pastilah merupakan suatu konsep normatif, hampir merupakan sinonim dari peningkatan. Menjelaskan kata itu dipandang perlu untuk mencari informasi terlebih dahulu tentang kebutuhan manusia, pendapatan, distribusi dan sejumlah sumberdaya yang terkait. Kebutuhan absolut manusia adalah makanan. Bila seseorang mempunyai keraguan pada keutamaan makanan, mereka sebaiknya bercermin pada implikasi-implikasi penelitian baru-baru ini yang memperlihatkan bahwa bila anak-anak tidak memperoleh makanan dengan gizi yang cukup akibatnya akan menyebabkan kerusakan permanen tidak hanya pada tubuh, tetapi juga otak. Di sinilah mulai tampak jelas bahwa pembangunan memiliki pengertian yang lebih luas dari kata pertumbuhan, dan setidaknya berbeda dengan kata industrialisasi dan bahkan modernisasi.

Persyaratan minimum bagi berlangsungnya kehidupan yang berupa makanan harus menjadi perhatian utama pemerintah negara-negara yang memiliki keterkaitan dengan kata pembangunan. tetapi yang penting disadari adalah, bagaimanapun miskinnya seseorang, ia tidak akan pernah menghabiskan uangnya untuk makanan. Selain kebutuhan makanan, ada suatu kebutuhan dasar lain, dalam pengertian sesuatu yang tanpa itu kepribadian tidak akan berkembang, adalah pekerjaan. Ini tidak harus berarti suatu pekerjaan yang menyediakan bayaran atau upah bagi pekerjanya. Pekerjaan yang saya maksudkan disini bisa berupa belajar, mengolah tanah milik sendiri, merawat rumah, mengerjakan kebun keluarga dan lain sebagainya yang menandakan bahwa seseorang secara fisik tidaklah menganggur.

Adalah benar bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah berhubungan dalam berbagai hal dengan pendapatan. Hubungan langsung antara pendapatan perkapita dan jumlah yang berada dalam kemiskinan adalah distribusi pendapatan. Adalah hal yang tak terbantahkan jika ada anggapan bahwa kemiskinan akan lenyap jauh lebih cepat bila setiap tingkat pertumbuhan ekonomi diikuti dengan suatu penurunan konsentrasi pendapatan. Artinya bahwa setiap peningkatan pertumbuhan selalu beriringan dengan semakin baiknya tingkat distribusi pendapatan. Kata yang tepat untuk memudahkan penjelasan terkait hal ini adalah pemerataan. Pemerataan adalah sesuatu yang harus dianggap sebagai tujuan pembangunan sebagai unsur ketiga setelah makanan dan pekerjaan.

Ketimpangan, atau tidak adanya pemerataan pendapatan, terutama yang terlihat di dunia ketiga yang miskin, bertentangan dengan standar etis dan doktrin religi apapun. Sejumlah hambatan dan rintangan sosial dalam masyarakat yang timpang merusak kepribadian mereka yang berpendapatan tinggi sekaligus yang sebaliknya. Lebih serius lagi ketimpangan pendapat berhubungan dengan ketimpangan lain, terutama ketimpangan di bidang pendidikan dan bidang politik.

Dari uraian singkat tentang sejumlah hal yang terkait dengan konsep pembangunan terutama kebutuhan makanan (kemiskinan), pekerjaan (pengangguran), dan pemerataan (ketimpangan), maka pertanyaan yang layak diajukan tentang pembangunan di suatu negara adalah : 1) apa yang terjadi dengan kemiskinan ? 2) Apa yang terjadi dengan pengangguran ? Dan, 3) apa yang terjadi dengan ketimpangan ? Bila ketiga pertanyaan tersebut mendapatkan jawaban bahwa terhadap ketiganya telah terjadi pengurangan, maka tidak dapat dibantah lagi bahwa negara tersebut telah mengalami periode pembangunan. Atau, jika ketiga pertanyaan tersebut mendapatkan jawaban behwa terjadi penurunan tingkat pada ketiganya, maka pastilah di negara tersebut sedang berlangsung pembangunan.

Bila satu atau dua dari masalah utama ini menjadi lebih buruk, apalagi bila ketiganya menjadi lebih buruk, adalah aneh jika hal ini disebut sebagai hasil pembangunan meskipun pendapatan perkapita membumbung tinggi. Berkaitan dengan masa depan, suatu rencana yang tidak mencakup target mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan, maka akan sangat sulit dikatakan bahwa hal ini termasuk 'perencanaan pembangunan'.

Jadi dengan demikian, pembangunan dalam kaitan sebagaimana uraian di muka adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat di suatu negara dengan target mengurangi bahkan meniadakan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. Pengertian ini sangat terbuka untuk memberi makna pembangunan tidak sekedar terkait masalah-masalah perekonomian, tetapi juga sosial, kebudayaan, dan politik. Sedangkan yang memfokuskan pada seputar isu perekonomian negara, bahasannya adalah pembangunan ekonomi.

Pembangunan ekonomi hanyalah meliputi usaha suatu masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan pembatasan itu, maka pengertian pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk sesuatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Jelas dapat dilihat dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting, yakni 1) suatu prosoes, 2) usaha untuk menikkan tingkat pendapatan perkapita, dan 3) kenaikan pendapatan tersebut harus berjangka panjang.

Pembangunan, adalah istilah yang nyaring terdengar di negara sedang berkembang dan terutama di negara terbelakang. Dikatakan demikian karena di keadaan dua golongan negara itulah istilah pembangunan menemukan operasionalisasinya. Negara maju adalah negara yang tingkat perekonomiannya telah melesat melampaui negara-negara yang belum maju. Proses pembangunan bagi negara yang saat ini telah menjadi negara maju sudah mengisi lembaran sejarah negara tersebut. Artinya, semaju apapun suatu negara pastilah mengalami faset atau periode keberlangsungan pembangunan. Yang penting dipahami adalah, mengingat bahwa kata pembangunan selalu berhubungan dengan tingkat kemajuan suatu bangsa, dan berhubungan juga dengan keterbelakangan, maka dipandang perlu secara selintas diuraikan terlebih dahulu tentang keterbelakangan sehingga pemahaman atasnya akan memudahkan kita mendapatkan gambaran tentang keadaan yang bagaimana yang masih memerlukan operasi dari istilah pembangunan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar